Pondok Pesantren Mafatihussaadah dikenal sebagai pusat kajian mendalam tentang ilmu kalam, jembatan antara akal dan wahyu. Pendekatan yang digunakan bukan sekadar menghafal, tetapi membedah Teologi Islam secara rasional dan kritis. Ini bertujuan membentuk santri yang berakidah kokoh dan berpikiran terbuka.
Ilmu Kalam di Ponpes ini menjadi tulang punggung dalam memahami konsep ketuhanan, kenabian, dan hari akhir. Santri diajarkan metode logika (Mantiq) untuk menyusun argumentasi yang kuat. Mempelajari Teologi dengan kerangka berpikir yang benar adalah kunci menangkal keraguan modern.
Kurikulum khusus di Ponpes Mafatihussaadah berfokus pada Mazhab Ahlussunnah wal Jama’ah, khususnya Asy’ariyah dan Maturidiyah. Perbandingan doktrin kedua mazhab ini dikaji secara mendalam. Ini membekali santri untuk memahami keragaman perspektif dalam kajian Teologi.
Kajian mendalam tentang sifat-sifat Tuhan (Sifat Dua Puluh) menjadi inti pembelajaran. Santri harus mampu menjelaskan konsep Tanzih (kesucian) Allah dari segala keserupaan makhluk, menggunakan logika yang jernih. Pemahaman Teologi ini menjadi dasar keimanan yang tidak mudah digoyahkan.
Ponpes Mafatihussaadah menekankan peran akal dalam memahami teks-teks Naqli (wahyu), tanpa melampaui batas. Logika digunakan sebagai alat untuk memvalidasi dan mempertahankan kebenaran ajaran agama. Keseimbangan ini mencegah santri menjadi ekstrem dalam beragama.
Sesi bahtsul masail (diskusi) di Ponpes menjadi ajang praktik penerapan logika dalam ilmu kalam. Santri mempresentasikan dan mempertahankan pandangan Teologi mereka terhadap isu-isu kontemporer. Tradisi ini mengasah kemampuan berpikir kritis dan berdebat secara konstruktif.
Fokus pembelajaran juga menyentuh isu kebebasan manusia dan keadilan Tuhan (Qadha dan Qadar). Berbagai pandangan klasik dipelajari untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif. Analisis Teologi yang terperinci ini menghasilkan santri yang moderat dan toleran.
Tujuan akhir dari bedah ilmu kalam ini adalah melahirkan ulama yang mampu berinteraksi dengan tantangan zaman. Mereka diharapkan dapat menjelaskan akidah Islam kepada masyarakat global secara rasional. Santri menjadi agent of change yang membawa kedamaian dan ilmu.
Dengan perpaduan kuat antara logika filosofis dan Nash agama, Ponpes Mafatihussaadah mencetak intelektual Islam sejati. Mereka adalah penjaga tradisi Teologi Islam yang luhur, sekaligus pembawa obor pencerahan di tengah arus disrupsi pemikiran.
